Tarsul dan Bedandeng Kutai dalam membangun identitas budaya masyarakat Kabupaten Kutai Kartanegara
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran Tarsul dan Bedandeng dalam membangun identitas budaya masyarakat Kutai Kartanegara. Tarsul, sebagai seni tutur yang berkembang dari akulturasi antara tradisi lokal dan pengaruh Islam, berfungsi sebagai simbol keagamaan, spiritualitas, serta pelestarian nilai-nilai adat dalam berbagai acara khusus, seperti perkawinan dan khatam Al-Quran. Sementara itu, Bedandeng muncul sebagai kesenian vokal yang dilantunkan dalam aktivitas sehari-hari, seperti berladang dan mencari ikan, berfungsi sebagai media ekspresi emosi, identitas personal, dan penguatan kohesi sosial. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode etnografi, meliputi observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi praktik budaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tarsul dan Bedandeng tidak hanya mempertahankan kontinuitas tradisi, tetapi juga menegaskan identitas budaya yang dinamis dan adaptif terhadap perubahan sosial, sesuai dengan perspektif Stuart Hall (1996) bahwa identitas kebudayaan bersifat prosesual dan selalu dalam tahap “becoming.” Penelitian ini menegaskan bahwa kesenian tradisional berperan sebagai media representasi, negosiasi, dan rekonstruksi identitas budaya masyarakat Kutai Kartanegara.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Addaquay, A. P. (2025). Sounding identity: A technical analysis of singing styles in the traditional music of Sub-Saharan Africa. Arts, 14(3), 68. https://doi.org/10.3390/arts14030068
mdpi.com
Aryani, Setya., Pratama, Zamrud Whidas., Triyoga, Anwar Ibrahim. (2023). Multikulturalisme dalam Tarsul Kutai Kartanegara. 37–58.
Atlantis Press. (2018). Singing as work communication and emotional narrative in traditional communities. Proceedings of the 3rd International Conference on Social Sciences and Humanities.
Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar. (2016). Tradisi lisan tarsul pada masyarakat Kutai Kartanegara. Jurnal Al-Qalam, 18(1). https://doi.org/10.31969/alq.v18i1.217
Boer, D., & Fischer, R. (2011). The functions of music-listening across cultures: The development of a scale measuring personal, social and cultural functions of music. Psychology of Music, 39(2), 147–165. https://scholarworks.gvsu.edu/iaccp_papers/70
Dor Shilton, S., Passmore, S., & Savage, P. E. (2023). Group singing is globally dominant and associated with social context. Royal Society Open Science, 10(9), 230562. https://doi.org/10.1098/rsos.230562
Hall, S., & du Gay, P. (1996). Questions of Cultural Identity. SAGE Publications.
Herawati, Y. (2023). Makna dan nilai-nilai moral dalam sastra daerah tarsulan perkawinan di Kutai Kartanegara. Jurnal Sastra Daerah, 10(1). https://ojs.badanbahasa.kemdikbud.go.id/jurnal/index.php/loa/article/download/5891/2088
Hugill, A. (2020). Ethnographic approaches to the study of Western art music: Questions of context, realism, evidence, description, and analysis. In Ethnomusicology and Contemporary Culture Studies (pp. 89–104). Springer.
Koentjaraningrat. (1985). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru.
Lutzu, V. (2021). Audiovisual media in public ethnomusicology and education: A Sardinian experience. Muzikologija/Musicology Journal, 31(1), 112–128.
Nettl, B. (2020). Ethnographic perspectives in contemporary music research. Journal of Musicological Research, 39(3), 201–215.
Pratama, Z. W., Setyoko, A., & Arozaq, F. Y. (2021). Ornamentasi vokal pada tarsul Kutai Kartanegara. Jurnal Mebang: Kajian Budaya Musik dan Pendidikan Musik, 1(1), 25–34. https://doi.org/10.30872/mebang.v1i1.3
Pratama, Zamrud Whidas, Aris Setyoko, & Fikri Yassar Arozaq. (2021). Ornamentasi Vokal pada Tarsul Kutai Kartanegara. Jurnal Mebang: Kajian Budaya Musik dan Pendidikan Musik, 1(1), 25–34. https://doi.org/10.30872/mebang.v1i1.3
Pratama, Zamrud Whidas, Aris Setyoko, & Purwanti Purwanti. (2023). Bedandeng Kutai: ornamentasi melismatis dalam Bedandeng Kutai. Keteg: Jurnal Pengetahuan, Pemikiran dan Kajian Tentang Bunyi, 22(2), 109–117. https://doi.org/10.33153/keteg.v22i2.4538
Pratama, Zamrud Whidas. (2022a). Rhythms of resilience. In Tarsul: Production and Representation of Kutai Kartanegara’s Culture (pp. 45–52), edited by E. Irawati & N. Azmi. Yogyakarta: Badan Penerbit ISI Yogyakarta.
Pratama, Zamrud Whidas. (2022b). Tarsul Kutai (A. Setyoko, Ed.). Samarinda: Mulawarman University Press.
Rawanggalih, K. S. (2023). Linearitas wujud tradisi lisan terhadap lagu Bedandeng suku Kutai di Kecamatan Tenggarong. Jurnal Mebang: Kajian Budaya Musik dan Pendidikan Musik, 2(1). https://jurnal.fib-unmul.id/mebang/article/view/54
Rudiana, M. (2021). Sundanese Karawitan and modernity. Panggung: Jurnal Seni dan Budaya, 27(3). https://doi.org/10.26742/panggung.v27i3.278
Schuiling, F. (2019). Notation cultures: Towards an ethnomusicology of notation. Journal of the Royal Musical Association, 144(1), 65–93.
Wardhana, I. H., Permana, C. E., Puspitasari, M., & Chotib. (2022). Adaptation of Betawi traditional music performers to preserve their existence in a new normal era. Humaniora, 13(3), 225–230. https://doi.org/10.21512/humaniora.v13i3.7966 BINUS Journal
DOI: http://dx.doi.org/10.30872/calls.v11i0.22657
Copyright (c) 2025 Zamrud Whidas Pratama

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Editorial address:
Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Mulawarman
Address: Jl. Ki Hajar Dewantara, Gunung Kelua, Kec. Samarinda Ulu, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia 75123
Email: jurnalcalls@fib.unmul.ac.id
Website: http://e-journals.unmul.ac.id/index.php/CALLS
CaLLs: Journal of Culture, Arts, Literature, and Linguistics site is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License
CaLLs: Journal of Culture, Arts, Literature, and Linguistics indexing by:












