Motivasi Berobat Pada Penyandang Tuberkulosis Di Puskesmas Temindung Samarinda
Abstract
Latar Belakang Penyakit tuberkulosis paru dapat disembuhkan dengan pengobatan yang teratur dan adekuat dengan masa pengobatan selama enam sampai delapan bulan, bahkan lebih dari satu tahun sehingga pengobatan tuberkulosis paru membutuhkan motivasi yang kuat. Metode Penelitian ini menggunakan penelitian survey dengan 30 sampel subjek penelitian ini adalah penderita tuberkulosis paru. Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner dengan 20 item pertanyaan. Penelitian di Puskesmas Temindung Samarinda tanggal 8 April – 17 April 2019. Hasil dari 30 penderita terdapat 27 penderita memiliki motivasi kuat dengan presentase 90%, dan dari 30 penderita terdapat 3 penderita memiliki motivasi sedang dengan presentase 10%, dan dari 30 penderita tidak terdapat penderita yang memiliki motivasi lemah dengan presentase 0%.Kesimpulan motivasi berobat pada penderita tuberkulosis paru di Puskesmas Temindung Samarinda dalam kategori kuat.
Kata kunci : tuberkulosis paru, motivasi berobat
Full Text:
PDFReferences
Aditama, H.P. (2013). Hubungan pengetahuan dan motivasi pasien TBC dengan motivasi berobat di UPT Puskesmas Mantup Lamongan.
Anthoine, L. (2017) Tingkat motivasi berobat penderita tuberculosis paru di kabupaten tapanuli tengah 2017. Akper Pemkab Tapanuli.
Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Sukmana Mayusef dan Ashari ayu (2018). Gambaran pengetahuan pencegahan penderita tentang TB paru di Puskesmas Temindung Samarinda. JKPBK Vol 1(2):44-60
Donsu. (2016). Metodologi penelitian keperawatan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press
Donsu. (2017). Psikologi keperawatan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press
Fatimah, S. (2008). Faktor kesehatan yang berhubungan dengan kejadian TB Paru di kabupaten cilacap. Tesis. Universitas Dipenogoro
Husrt, M. (2015). Belajar mudah keperawatan medikal bedah, vol 1. Jakarta: EGC
Ikawati, Z. (2016). Penatalaksanaan terapi penyakit sistem pernafasan. Yogyakarta: Bursa Ilmu
Indaniasih. (2016). Metodologi Keperawatan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press
Irianto. (2017). Anatomi dan Fisiologi. Yogyakarta: Alfabeta
Kementrian Kesehatan RI. (2014). Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI
Mahmud, D. (2018). Psikologi suatu pengantar. Yogyakarta: ANDI
Nizar, M. (2017). Pemberantasan dan penanggulangan tubercolosis. Yogyakarta: Gosyen Publishing
Notoatmodjo. (2011). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: RINEKA
Nugroho. (2011). Asuhan keperawatan maternitas, anak, bedah, penyakit dalam. Yogyakarta: Nuha Medika
Nurwidji.(2013). Hubungan motivasi kesembuhan dengan kepatuhan penatalaksanaan pengobatan pada Pasien Tb Paru Di Wilayah Puskesmas Mojosari Mojokerto. Medica Majapahit
Padila. (2013). Asuhan keperawatan penyakit dalam. Yogyakarta: Nuha Medika
Rachmawati. (2013). Pengaruh dukungan sosial dan pengetahuan tentang penyakit TB terhadap motivasi untuk berobat di puskesmas. Buletin Penelitian.
Sastroasmoro. (2011). Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Jakarta: Sagung Seto
Siswanto, dkk (2014). Metodologi penelitian kesehatan dan kedokteran. Jakarta: Sagung Seto
Siswanto, dkk (2018). Metodologi penelitian kombinasi kualitatif-kuantitatif kesehatan. Yogyakarta: Basscript
Sutarno. (2012). Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi berobat penderita TB Pekalongan. Arsi.
Wijaya., Putri. (2017). Keperawatan medikal bedah. Yogyakarta: Nuha Medika
DOI: http://dx.doi.org/10.30872/j.kes.pasmi.kal.v2i1.3486
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Indexing by :