Analysis of Risk Factors for Pulmonary Tuberculosis in Napabalano District, Muna Regency
Abstract
Data rekam medik di Puskesmas Napabalano kejadian TB paru tahun 2016 periode Januari - Desember sebanyak 315 suspek kasus, sedangkan pada tahun 2017 periode Januari - Desember suspek kejadian TB paru sebanyak 261 kasus.Tujuan penelitian ini untuk analisis faktor risiko kejadian penyakit TB Paru di Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna.
Desain penelitian adalah Case Control Study. Populasi penelitian adalahsemua suspek TB paru yang berada di Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna mulai Januari sampai Desember Tahun 2017 berjumlah 261 kasus dengan jumlah sampel kasus 57 dan kontrol 57diambil dengan teknik Simple Random Sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepadatan hunian merupakan faktor risiko kejadian TB Paru, responden yang berada dirumah dengan padat huniannya yaitu > 1 orang per 10 m2 berisiko menderita TB paru sebesar 6 kali dibandingkan dengan responden yang berada dirumah tidak padat huniannya yaitu < 1 orang per 10 m2.Status gizi merupakan faktor risiko kejadian TB Paru, responden dengan status gizi kurang nilai IMT <18 berisiko menderita TB paru sebesar 33 kali dibandingkan dengan responden dengan status gizi normal nilai IMT 18-24.
Simpulan dari penelitian ini adalah ada faktor risiko kepadatan hunian, status gizi Saran perlu penyuluhan kepadatan hunian, status gizi dan perilaku pencegahan penyakit tuberkulosis.
Kata Kunci: Risiko TB Paru, Kepadatan Hunian, Status Gizi
Full Text:
PDFReferences
Achmadi, U. F. (2005) Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah. Kompas :
Jakarta.
Achmad, F.A. (2010) “Analisis Spasial Penyakit Tuberkulosis Paru BTA
Positif Di Kota Administrasi Jakarta Selatan Tahun 2007-2009”. Tesis. Diakses dari http://lontar.ui.ac.id pada tanggal 9 April 2014
Almatsier, 2005. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Alimul H, A. Aziz. 2009. Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan
Proses Perawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Almatsier, S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Amin Z, Bahar A (2014). Tuberkulosis paru. Dalam : Aru W,Sudoyo B S,Idrus
A,Marcellus S,Siti S, ed.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Edisi ke-6 Jilid I.
Jakarta:Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, pp : 863-71.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Azwar, Saifuddin. 2013. Sikap Manusia : Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Baliwati,Y. F, dkk. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta: Penebar Swadaya
Chandra B (2012). Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC, p: 105.
Depkes RI., 2008. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta :
Gerdunas TB. Edisi 2 hal. 4-6
Depkes RI., 2002. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta :
Depkes RI hal. 8: 3- 47
Depkes RI., 2007. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta :
Gerdunas TB. Edisi 2 hal. 20-21
Dinas Kesehatan Kota Kendari. Profil Kesehatan Kota kendari Tahun
Kendari: Dinas Kesehatan Kota Kendari, 2017
DinKes Kab. Muna(2017). Profil Kesehatan Kabupaten Muna http://dinkes- kabupaten-muna.ac.id /.diaksestanggal 18 Juli 2017
Fatimah S. 2008. Faktor Kesehatan Lingkungan Rumah yang
Berhubungan dengan Kejadian TB paru di Kabupaten Cilacap
(Kecamatan: Sidareja, Cilacap, Kedungan, Patimuan,
Gandrungmangu, Bantarasari) Tahun 2008. Tesis. Semarang:
Universitas Diponedoro Semarang.
Gibson, R.S. 2005. Principle of Nutritional and Assessment. Oxford University Press.Newyork.
Hartriyanti & Triyanti. 2007. Penilaian Status Gizi: Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, FKM UI. PT. Rajagrafindo Persada. Jakarta.
Herryanto. (2014). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian TB Paru dan
Upaya Penanggulangannya. Jurnal Ekologi Kesehatan. Vol.9, No.4.
Kartasasmita CB, Basir D, Rahajoe NN, Setyanto DB, Kusuma HMSC,
Setiawati L, et al. Tuberkulosis. In: Rahajoe NN, Supriyatno B, Setyanto
DB, editors. Buku ajar respirologi anak. 1 ed. Jakarta: Badan Penerbit
IDAI; 2008. 162-267.
Kemenkes RI. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana
Tuberkulosis. Jakarta: Kemenkes RI; 2013.
Kementerian Kesehatan RI (2014). Pusat Data dan Informasi. Jakarta selatan.
Kementrian Kesehatan Ri. Profil Kesehatan Indonesia 2015. Jakarta:
Kementrian Kesehatan Ri, 2016.
Murti B. 2010. Desain dan Ukuran Sampel Untuk Penelitian Keantatif dan
Kualitatif di Bidang Kesehatan. Edisi Kedua. Gajah Mada
University Press. Yogyakarta.
Nix S. W. 2005. Basic Nutrition & Diet Therapy, 12th ed. Mosby-Year Book. St. Louis.
Novizar, D., Nawas, A., & Burhan, E., 2010, Identifikasi Faktor Risiko
Tuberkulosis Multidrug Resistant (TB-MDR), Majalah Kedokteran
Indonesia, 60 (12), 539-540.
Notoatmojdo S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan.
Jakarta: Rineka Cipta
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta. Jakarta.
Notoatmojdo S. 2010. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan.
Jakarta: Rineka Cipta
Notoadmojo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam. (2013). Konsep Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta:Salemba Medika.
PDPI. 2011. Tuberkulosis Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia.
Indah Offset Citra Grafika. Jakarta.
PDPI (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia). 2002. Tuberkulosis Pedoman
Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia. Indah Offset Citra Grafika.
Jakarta.
Purwanto. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Retno Werdhani, 2005. Patofisiologi, Diagnosis, dan Klasifikasi
Tuberkulosis. Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas, Okupasi
dan Keluarga.FKUI.
Suryo, J., 2010, Herbal Penyembuhan Gangguan Sistem Pernapasan, B First,
Yogyakarta
Supariasa, 2001 Pengkajian Status Gizi Epidemologi. RSCM Bagaimana Instalasi Gizi, Jakarta
Suyanto. (2015). Metodologi Penelitian Cross Sectional. Klaten: Boss
Script.
Widoyono. 2011. Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan
Pemberantasannya. Edisi ke 2. Jakarta: Erlangga
World Health Organization (WHO). Global Tuberculosis Report 2016.
Switzerland. 2016.
WHO (World Health Organization). (2015). Treatment of Tuberculosis:
Guidelines. Switzerland.
World Health Organization. (2003). Adherance to long-term therapis evidence for
action. Genewa: World Health Organization.
DOI: http://dx.doi.org/10.30872/j.kes.pasmi.kal.v3i2.4631
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Indexing by :