Resilience Strategies Among Non-Working Wives In Dealing With Marital Problem (Phenomenon Of Couples Early Phase Under 3 Years Of Marriage)

Pin Gunita Sarasih, Dewi Handayani Harahap, Izzah Annisatur Rahma

Abstract


Marriage is one of the stages in adult life that bring major change, both emotionally and socially. Marriage under three years is considered an early phase, where couples are still adapting and getting to know each other's characters. This phase is often considered a period of adaptation and adjustment of communication, economy, and adaptation to the extended family for married couples. This study aims to understand the resilience strategies applied to non-working wives in dealing with marital problems in the early phase of marriage less than three years. The study used a descriptive qualitative approach that allows researchers to understand the picture of the dynamics of the subject. The results of the most widely used resilience research by non-working wives are that emotional regulation and positive self-acceptance play a very important role in maintaining the harmony of a marriage relationship. The presence of factors that emerge such as cultural dynamics, the presence of children and communication are interconnected and make a major contribution to creating relationship that is mutually supportive and full of understanding. The implications of this study indicate that the development of resilience strategies is very important for non-working wives in managing conflict and maintaining marital harmony, especially in the early phase of marriage.

Pernikahan merupakan salah satu tahapan dalam kehidupan dewasa yang membawa perubahan besar, baik secara emosional maupun sosial. Pernikahan di bawah tiga tahun dianggap sebagai fase awal, di mana pasangan masih beradaptasi dan saling mengenal karakter masing-masing. Fase ini sering dianggap sebagai masa adaptasi dan penyesuaian komunikasi, pengendalian emosi, dan adaptasi dengan keluarga besar bagi pasangan suami-istri. Penelitian ini bertujuan untuk memahami strategi resiliensi yang diterapkan oleh istri yang tidak bekerja dalam menghadapi problematika pernikahan pada fase awal pernikahan kurang dari tiga tahun. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif yang memungkinkan peneliti memahami gambaran dinamika subjek. Hasil dari penelitian resiliensi yang paling bayak digunakan oleh istri yang tidak bekerja adalah regulasi emosi dan penerimaan diri yang positif menjadi peranan yang sangat penting dalam menjaga keharmonisan sebuah hubungan pernikahan. Adanya faktor yang muncul seperti dinamika budaya, kehadiran anak dan komunikasi ini saling berhubungan dan memberikan kontribusi besar dalam menciptakan hubungan yang saling mendukung dan penuh pengertian. Implikasi penelitian ini menunjukkan pengembangan strategi resiliensi sangat penting bagi istri yang tidak bekerja dalam mengelola konflik dan menjaga keharmonisan pernikahan, terutama pada fase awal pernikahan.

Keywords


Early marriage phase; Non-working wives; Problems of marriage; Resilience

Full Text:

FULL TEXT

References


‘Aidah, S., & Fahmi, M. N. (2024). Peran suami perfeksionisme dalam meningkatkan resiliensi keluarga: Sebuah tinjauan literatur. USRAH: Jurnal Hukum Keluarga Islam, 5(1), 75–88.

Alicia, Hartanti, & Yunanto, T. A. R. (2021). Istriku, pahlawanku: Dinamika resiliensi dan peran istri dalam keluarga yang suaminya sakit dan tidak bisa bekerja lagi. PSIKODIMENSIA Kajian Ilmiah Psikologi, 20(1), 59-75. https://doi.org/10.24167/psidim.v20i1.3137

Andriyani, R. R., & Sa’adah, N. (2024). Peran regulasi emosi terhadap resiliensi diri pada remaja: Systematic literature review. INNOVATIVE: Journal of Social Science Research, 4(6), 4676–4689. https://j-innovative.org/index.php/Innovative

Apriawal, J. (2022). Resiliensi pada karyawan yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK). Jurnal Ilmu Psikologi Dan Kesehatan, 1(1), 27–38. https://doi.org/10.54443/sikontan.v1i1.330

Bandhi, M. K., Kusi, Y., & Bego, K. C. (2023). Problematika pernikahan usia dini (studi kasus di Desa Nggesa Biri Kecamatan Detukeli Kabupaten Ende). SARAJATUN: Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah, 8(1), 1-14.

Bongga, M. (2017). Resiliensi pada istri narapidana di Kota X. Psikoborneo, 5(4), 577–582.

Budi, A. M., Widiyanarti, T., Athika, D. J., Irziyan, F., Sabrina, K., & Monica, S. R. (2024). Implikasi komunikasi antar budaya pernikahan pasangan etnis Batak dan etnis Jawa. Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial, 5(3), 1–11.

Connor, Connor, K. N., & Davidson, J. R. T. (2003). Development of a new resilience scale: The Connor-Davidson Resilience Scale (CD-RISC). Depression and Anxiety, 18, 76-82.

Ernawati, E., Rifani, R., & Anwar, H. (2023). Hubungan optimisme dan problem focused coping pada mahasiswi yang telah menikah. PESHUM: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Humaniora, 3(1), 256–264.

Fatmawati, N., Septiani, N., & Addzakiroh, N. (2023). Efektivitas pelatihan regulasi emosi terhadap kepuasan pernikahan dewasa: Literature review. Psycho Aksara: Jurnal Psikologi, 1(2), 113–121. https://doi.org/10.28926/pyschoaksara.v1i2.876

Fauziatiningrum, N., Septiani, N., & Addzakiroh, N. (2023). Efektivitas pelatihan regulasi emosi terhadap kepuasan pernikahan dewasa: Literature review. Psycho Aksara: Jurnal Psikologi, 1(2), 113–121. https://doi.org/10.28926/pyschoaksara.v1i2.876

Fiantika, F. R., Maharani, A., Ambarwati, K., Wasil, M., Jumiyati, S., dkk. (2022). Metodologi penelitian kualitatif. PT. Global Eksekutif Teknologi. www.globaleksekuteknologi.co.id

Harahap, A. M. (2024). Pengaruh perbedaan budaya dan tradisi dalam pernikahan antar etnis terhadap stabilitas rumah tangga di Kota Padangsidimpuan. Jurnal Sirry: Jurnal Hukum Islam dan Sosial, 2(1), 1–14. https://doi.org/10.24952/ejhis.v2i1.11016

Hurlock, E. B. (1999). Psikologi perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan (5th ed.). Penerbit Erlangga.

Jaya, D. (2024). Problematika pernikahan dan keluarga. Jurnal at-Tadbir: Media Hukum dan Pendidikan, 34(1), 62-73.

Julianto, V., & Saidiyah, S. (2016). Problem pernikahan dan strategi penyelesaiannya: Studi kasus pada pasangan suami istri dengan usia perkawinan di bawah sepuluh tahun. Jurnal Psikologi Undip, 15(2), 124-133.

Juniarly, A., Rachmawati, R., Nugroho, I. P., Syifa, S., & Nuranisyah, Y. (2022). Persepsi terhadap empati suami, dukungan sosial dan kepuasan pernikahan pada istri dengan peran ganda. Jurnal Psikologi Teori dan Terapan, 13(2), 144–154.

Khosyi’ah, S., & Jundan, G. M. (2020). Perceraian usia 3 tahun perkawinan dari pasangan muda. Jurnal Hukum dan Peradilan Islam, 1(2), 1-20.

Lakamau, J. A., & Wibowo, D. H. (2021). Resiliensi dalam badai: Belis dan fenomena kekerasan dalam rumah tangga di Kabupaten Alor. Jurnal Ilmiah Bimbingan Konseling Undiksha, 12(1), 39–48. https://doi.org/10.23887/XXXXXX-XX-0000-00

Ligit, M. (2016). Kontrol diri dan penyesuaian diri dalam pernikahan remaja putri yang menjalani pernikahan dini akibat kehamilan pra nikah. Psikoborneo, 4(3), 422–431.

Maimunah, S. (2020). Pengaruh dukungan sosial dan efikasi diri terhadap penyesuaian diri. Psikoborneo, 8(2) 275-282. https://doi.org/100.30872/psikoborneo.v8i2.7386

Maulida, S., & Kusumaningtyas, R. (2020). Komunikasi interpersonal pasangan suami istri pasca kelahiran anak pertama. Jurnal Common, 4(1), 78–91. https://doi.org/10.34010/common.v4i1.1898

Muhith, A. (2018). Problematika pembelajaran tematik terpadu di Min III Bondowoso. Indonesian Journal of Islamic Teaching, 1(1), 45–61.

Muniroh, F., & Hasanah, M. (2020). Resiliensi wanita yang mengalami perselingkuhan dalam rumah tangga di Sarirejo Lamongan. BUSYRO: Journal of Broadcasting and Islamic Communication Studies, 2(1), 15–22.

Putri, W. F. H., & Rahmasari, D. (2024). Optimisme pernikahan pada perempuan dewasa awal yang fatherless akibat perceraian. Character: Jurnal Penelitian Psikologi, 11(1), 518–529. https://doi.org/10.26740/cjpp.v11i1.61586

Raharjo, D. P. (2021). Intensitas mengakses internet dengan perilaku phubbing. Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Psikologi, 9(1), 1–12. https://doi.org/10.30872/psikoborneo

Rahmayanty, D., Thohiroh, N. S., Simar, & Permadi, K. (2023). Pentingnya komunikasi untuk mengatasi problematika yang ada dalam keluarga. Jurnal Pendidikan dan Konseling, 5(6), 28-35.

Reisnick, B., Gwyther, L. P., & Roberto, K. (2011). Resilience in aging: Concepts, research, and outcomes. Springer Science & Business Media.

Reivich, K., & Shatte, A. (2002). The Resilience Factor: 7 Essential Skills for Overcoming Life's Inevitable Obstacle. Inc.

Rista, R., Hos, J., & Sarpin, S. (2022). Upaya meningkatkan keharmonisan keluarga pada pasangan suami istri yang belum memiliki anak (Studi di Desa Gerak Makmur Kecamatan Sampolawa Kabupaten Buton Selatan). SOCIETAL: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi, 9(2), 231–236.

Santrock, J. W. (2011). Life-span development: Perkembangan masa hidup (13th ed., Vol. 2). Penerbit Erlangga.

Schumm, W. R., & Silliman, B. (2000). Marriage preparation programs: A literature review. The Family Journal, 8(2), 133–142. https://doi.org/10.1177/1066480700082004

Sihombing, E., Rifayanti, R., & Putri, E. T. (2021). Kecerdasan emosional dengan penyesuaian pernikahan pada istri yang menikah berbeda suku dengan pasangan. Psikoborneo, 9(4), 876–885. https://doi.org/10.30872/psikoborneo

Tavakol, Z., Nasrabadi, A. N, Behboodi Moghadam, Z. B, & Salehiniya, H. (2019). The presence of the child, the opportunity or a threat to marital satisfaction: A qualitative study. Journal of Education and Health Promotion, 8, 1–6. https://doi.org/10.4103/jehp.jehp_250_18

Undang- undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan.

Ustitah, U., Kasim, H. S., & Asmurti, A. (2024). Efektivitas komunikasi keluarga dalam menjaga keharmonisan rumah tangga beda agama di Kabupaten Kolaka Timur. Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial dan Pendidikan, 2(3), 327–332. https://jurnal.unusultra.ac.id/index.php/jisdik

Van Leeuwen, D. (2023). Penyebab masalah rumah tangga dan cara mengatasinya! Tujuan Keuangan. Pina. https://pina.id/artikel/detail/penyebab-dan-cara-mengatasi-masalah-keuangan-rumah-tangga-221rgo8yaft- Diakses 17 Januari 2025.

Widiyawati, P. Y. T., & Dewi, D. K. (2022). Gambaran resiliensi perempuan dewasa awal yang mengalami kegagalan menuju hubungan pernikahan. Character: Jurnal Penelitian Psikologi, 9(6), 161–173.

Yulianti, Y., Astuti, M. T., & Triayunda, L. (2023). Komunikasi keluarga sebagai sarana keharmonisan keluarga. INNOVATIVE: Journal of Social Science Research, 3(2), 4609–4617.

Zakiyyah, L., & Astrella, N. B. (2023). Resiliensi perempuan yang menikah muda dalam menjalani kehidupan pernikahan. Afeksi: Jurnal Psikologi, Filsafat, dan Saintek, 2(2), 106–113.




DOI: http://dx.doi.org/10.30872/psikoborneo.v13i2.18839

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2025 Pin Gunita Sarasih, Dewi Handayani Harahap, Izzah Annisatur Rahma

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

 

Indexing by :

         

 

________________________________________

PSIKOBORNEO: Jurnal Ilmiah Psikologi Published by Faculty of Social and Political Siences, University of Mulawarman, Samarinda, East Kalimantan and This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

 ________________________________________

PSIKOBORNEO: Jurnal Ilmiah Psikologi

Department of Psychology
Faculty of Social and Political Siences, University of Mulawarman
Jl. Muara Muntai Kampus Gn. Kelua Samarinda 75411
Phone: +62 813 35350368
E-Mail: psikoborneo@gmail.com / psikoborneo@fisip.unmul.ac.id